Do It Now

Do It Now !!!!

Minggu, 24 Oktober 2010

KEKAYAAN DAN KEELOKAN WAJAH BUKAN SEGALANYA

Bakat, kepandaian dan kecantikan adalah faktor penting dalam menentukan keberhasilan seseorang, namun banyak juga merekayang sukses karena usaha keras, sikap kreatif, ulet dan berani.
Banyak orang kaya dan pejabat mendapat penghormatan, tapi banyak juga orang mendapat penghargaan karena kejujuran, keberanian, kemurahan dan kerendahan hati. Terkadang kita merasa tidak sepandai, secantik, atau sekaya teman kita, perasaan itu harus berhenti sampai disitu saja, tidak boleh berkembang menjadi iri hati dan dengki.
Sebab setiap rang mempunyai potensi unik yang menunggu untuk digali dan dikembangkan.
Toh mereka yang pandai, cantik dan kaya tidak selalu dikagumi dan dicintai, terkadang mereka malah menyebalkan karena semua kelebihan itu tidak dibarengi dengan kepribadian yang baik.
Coba sekarang tanyakan kepada diri anda sendiri, siapakah sebenarnya orang yang anda kagumi, apakah mereka yang menonjol kekayaan, kepandaian dan kecantikan ? kalau anda tidak memiliki bakat, tidak tergolong pandai, tidak cantik atau tidak kaya, tapi ingin sukses dan dihargai, maka anda dapat mengembangkan sifat-sifat mulia; kejujuran, keikhlasan, keberanian, kedermawanan, ketulusan, kerendah hatian dan kesetiaan.
Abdulloh bin Mubarok suatu hari berkata : “Aku akan mengerjakan perbuatan yang akan membuatku mulia.”, ia lalu menuntut ilmu hingga menjadi seorang yang alim.
Waktu ia memasuki kota Madinah, masyarakat berbondong-bondong menyambutnya, hingga hampir-hampir saja mereka saling bunuh karena berdesak-desakan.Ibu suri raja yang kebetulan menyaksikan kejadian itu bertanya, “Siapakah orang yang datang ke kota kita ini ?”
“Ia adalah seorang ulama Islam,” jawab pelayannya. Ia kemudian berkata kepada anaknya, “Perhatikanlah, bagaimana masyarakat berbondong-bondong mendatanginya, tidak seperti kamu, jika menginginkan sesuatu, harus memerintah seseorang untuk melakukannya, tetapi mereka melayaninya dengan suka rela.”
Abdulloh sesungguhnya adalah anak seorang budak berkulit hitam bernama Mubarok, budak ini betisnya kecil, bibirnya tebal dan telapak kakinya pecah-pecah.
Walaupun demikian, ia adalah seorang yang sangat waro’, ke waro’an nya ini akhirnya membuahkan anak sholeh. Mubarok bekerja sebagai penjaga kebun, suatu hari tuannya datang ke kebun,
“Mubarok, petikkan aku anggur yang manis.” Perintah tuannya. Mubarok pergi sebentar lalu kembali membawa anggur dan menyerahkan kepada tuannya.
“Mubarok, anggur ini asam rasanya..tolong carikan yang manis.” Mubarok segera pergi, tak lama kemudian ia kembali dengan anggur lain, anggur itu dimakan oleh tuannya, “Bagaimana kau ini…aku suruh petik anggur yang manis, tapi lagi-lagi kau memberiku anggur asam, padahal kau telah dua tahun tinggal dikebun ini.”
Tegur tuannya dengan perasaan kesal.
“Tuanku, aku tidak bisa membedakan anggur yang manis dengan yang asam, karena kau mempekerjakan aku dikebun ini hanya sebagai penjaga, sejak tinggal disini aku belum pernah merasakan sebutir anggur pun, bagaimana mungkin aku dapat membedakan yang manis dari yang asam ?” jawabnya.
Tuannya tertegun mendengar jawaban Mubarok, ia seakan-akan memikirkan sesuatu, kemudian ia bergegas pulang ke rumah.
Pemilik kebun itu memiliki seorang anak gadis, banyak pedagang kaya telah melamar anak gadis itu.
Sesampainya dirumah, ia berkata kepada isterinya,
“Aku telah menemukan calon suami anak kita.”
“Siapa dia ?” Tanya isterinya.
“Mubarok, budak penjaga kebun kita.”
“Bagaimana kau ini ? masa puteri kita hendak kau nikahkan dengan seorang budak hitam yang tebal bibirnya, kalaupun kita rela, belum tentu anak kita sudi menikah dengannya.”
“Coba saja sampaikan maksudku ini kepadanya, aku lihat budak itu sangat waro’ dan takut kepada Aloh SWT.”
Kemudian sang isteri pergi menemui anak gadisnya,
“Ayahmu akan menikahkanmu dengan seorang budak bernama Mubarok, aku datang untuk meminta persetujuanmu.”
“Ibu,..jika kalian berdua telah setuju,..akupun setuju. Adakah orang yang lebih tulus perhatiannya kepadaku daripada kedua orang tuaku ? lalu mengapa aku harus tidak setuju ?” sang ayah yang kaya raya itu kemudian menikahkan anak gadisnya dengan Mubarok,dari pernikahan ini lahirlah Abdulloh bin Mubarok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar